Perjalanan panjang Tim WISSEMU MAHITALA capai 7 puncak tertinggi dunia

Fransiska Dimitri Inkiriwang (Deedee) dan Mathilda Dwi Lestari (Hilda) yang tergabung dalam tim The Women of Indonesia's Seven Summits Expedition Mahitala-Unpar (WISSEMU MAHITALA) akhirnya menapakkan kaki di puncak Gunung Everest. Mereka sampai di puncak tertinggi di dunia pada pukul 05.50 waktu setempat atau pukul 07.05 WIB, Kamis (17/5).
Deedee dan Hilda berhasil mengibarkan bendera merah putih di puncak tertinggi dunia, Puncak Gunung Everest, yang berada di ketinggian 8.848 mdpl. Namun perjalanan untuk mencapai ke sana bukan perkara mudah.
WISSEMU MAHITALA semula beranggota empat orang. Kala itu, Deedee dan Hilda masih ditemani Dian Indah Carolina beserta Fika.
Perjalanan WISSEMU MAHITALA dimulai ketika mereka mengganti tali di Gunung Cartenz, Papua, pada 2014 silam. Setelah mencapai satu dari tujuh puncak tertinggi di dunia, akhirnya WISSEMU MAHITALA memutuskan melanjutkan perjalanan.
Mereka berempat kemudian melanjutkan pendakian ke Gunung Carstensz Pyramid (4.884 mdpl) pada 13 Agustus 2014. Namun setelah menyelesaikan pendakian, Fika memutuskan untuk berhenti. Alasannya karena harus menyelesaikan studi.
Perjalanan berlanjut ke Gunung Elbrus (5.642 mdpl). Meski kini mereka hanya tinggal bertiga, WISSEMU MAHITALA tetap melanjutkan perjalanan pada 15 Mei 2015. Namun setelah perjalanan usai, Dian sakit dan tidak bisa lagi untuk kondisi ekstrem. Hingga akhirnya WISSEMU MAHITALA hanya menyisakan Deedee dan Hilda.
Mereka melanjutkan Seven Summits dengan mendaki Gunung Kilimanjaro (5.895 mdpl) pada 24 Mei 2015, Gunung Aconcagua (6.962 mdpl) pada 30 Januari 2016, dan Gunung Vinson Massif (4.892 mdpl) 5 Januari 2017.
Kemudian mereka untuk menjalani persiapan untuk misi terakhir yaitu mendaki puncak Gunung Everest. Awalnya ekspedisi akan dimulai pada Maret 2018, namun karena baru selesai dari Gunung Denali, mereka memutuskan memulai persiapan kembali pada November 2017.
Akhirnya, Deedee dan Hilda memulai perjalanannya untuk mendaki puncak gunung tertinggi dunia Everest pada Kamis, 29 Maret 2018. Lantaran dana yang belum cukup menyebabkan belum dikirimnya tim support oleh Wissemu ketika di Everest nanti.
Mereka memulai perjalanan dengan proses aklimatisasi pada 17 April 2018, dari EBC (5.400 mdpl) hingga Camp 1 (7.050 mdpl). Setelah proses aklimatisasi tersebut, WISSEMU MAHITALA melakukan proses pemulihan di Desa Zhaxizongxiang yang berada pada ketinggian 4.150 mdpl.
Pemulihan ini dilakukan sembari menunggu cuaca pendakian terbaik. Pada tanggal 11 Mei akhirnya semesta mendukung perjalanan Tim, dengan cuaca yang cerah Tim memulai pendakian selama enam hari dan akhirnya mencapai puncak Everest. Perjalanan menuju puncak di mulai dari Everest 'Base Camp' Tibet (5200 mdpl).
Kemudian, tim bergerak menuju Camp 1 (7050 mdpl), lalu keesokan harinya menuju Camp 2 (7800 mdpl), dan pada tanggal 16 Mei 2018 sampai di Camp 3 (8271 mdpl). Pada 16 Mei 2018 malam, setelah cukup beristirahat selama sekitar 7 jam, Tim memulai summit push.
Tim mengabarkan Tim Pendukung di Bandung sebelum memulai perjalanannya. Perjalanan dimulai dengan bergerak menuju FirstStep (8501mdpl)- Mushroom Rock ( 8549 mdpl)-Second Step (8577 mdpl), dan Third Step (8690 mdpl). Tantangan terakhir sebelum mencapai puncak adalah Summit Ridge (8800 mdpl), jalan setapak dengan sisi kiri dan kanan jurang yang terjal. Hingga akhirnya pukul 05.50 waktu setempat akhirnya Tim menapakkan kakinya di Puncak Everest (8848 mdpl).
Hilda berterimakasih kepada semua pihak yang telah memberi dukungan dari Tanah Air dan berharap keberhasilan ini dapat menjadi berita baik untuk Indonesia. Rasa bangga pun turut diucapkan Rektor Universitas Katolik Parahyangan Mangadar Situmorang.
"Selamat untuk Deedee dan Hilda. Bangga terhadap dua putri terbaik Indonesia atas capaian di puncak terakhir dari 7 benua, Everest. Atas nama civitas akademika Universitas Katolik Parahyangab, saya menyampaikan selamat dan bangga terhadap dua mahasiswa UNPAR yang telah menggoreskan prestasi di puncak tertinggi," katanya.
No comments